UG

Kamis, 02 Januari 2014

BAB VII | MASYARAKAT PEDESAAN & PERKOTAAN

Definisi masyarakat menurut para ahli:
1) R. Linton:   Seorang ahli antropologi  mengemukakan,  bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telaha cukup lama hidup dan bekerjasama,   sehingga   mereka  ini  dapat  mengorganisasikan    dirinya berpikir  tentang  dirinya  dalam  satu kesatuan  sosial dengan  batas-batas tertentu.

2) M.J.  Herskovits   :  Mengatakan   bahwa  masyarakat   adalah  kelompok individu  yang diorganisasikan  dan mengikuti  satu cara hidup tertentu.

3) J.L.  Gillin  dan  J.P.  Gillin   :  Mengatakan   bahwa  masyarakat   adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan  persatuan  yang sarna.

4) S.R. Steinmetz:  Seorang  sosiolog  bangsa  Belanda   mengatakan,  bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar, yanag meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia   yang   lebih   kecil,   yang mempunyai  perhubungan  yang erat ada teratur.

5) Hasan Shadily  : mendefinisikan  masyarakat  adalah golongan  besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan pengaruh bertalian secara golongan  dan mempunyai  pengaruh  kebatinan  satu sama  lain.


1) MASYARAKAT   PEDESAAN
Menurut   Sutardjo   Kartohadikusuma, desa adalah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakatpemerintahan  sendiri.

Menurut  Bintarto  desa  merupakan  perwujudan  atau  kesatuan  geografi, sosial,  ekonomi,  politik  dan  kultural  yang  terdapat  di  situ  (suatu  daerah) dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain.
Sedangkan  menurut Paul H. Landis:   Desa adalah penduduknya  kurang dari 2.500 jiwa.

Dengan ciri-cirinya  sebagai berikut  :
a) Mempunyai  pergaulan  hidup yang  saling kenal mengenal  antara ribuan jiwa.
b) Ada pertalian perasaan yang sarna tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
c) Cara berusaha (ekonomi)  adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan  yang bukan agraris  adalah bersifat  sambilan.
d) Di dalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang  lebih  mendalam  dan  erat  bila  dibandingkan   dengan  masyarakat pedesaan   lainnya   di  luar  batas-batas    wilayahnya;
e) Sistem   kehidupan    umumnya    berkelompok     dengan   dasar   kekeluargaan (Gemeinschaft    at au  paguyuban).
f) Masyarakat    tersebut   homogen,   seperti  dalam  hal  mata  pencarian,   agama, adat-istiadat dan  sebagainya.

2) MASYARAKAT PERKOTAAN
Masyarakat  perkotaan  sering disebut juga urban community.  Pengertian masyarakat  kota lebih ditekankan  pada sifat-sifat  kehidupannya   serta ciri-ciri kehidupannya    yang  berbeda   dengan   masyarakat    pedesaan.

Ada  beberapa   ciri  yang  menonjol   pada  masyarakat    kota,  yaitu   :

1) Kehidupan keagamaan lebih rendah dibandingkan dengan keagamaan di desa. Kegiatan hanya ditempat-tempat    peribadatan,    seperti   : di masjid,   gereja.  Sedangkan   di luar itu,    kehidupan       masyarakat       berada     dalam     lingkungan       ekonomi, perdagangan.     cara   kehidupan    demikian    mempunyai    kecenderungan     ke arah keduniawian,   bila dibandingkan   dengan  kehidupan   warga  masyarakat desa  yang  cenderung    ke  arah  keagamaan.

2) Orang   kota  pada  umumnya   dapat  mengurus   dirinya   sendiri   tanpa  harus bergantung   pada  orang-orang   lain.  Yang  terpenting   di sini adalah  manusia perorangan atau  individu.   Di  kota-kota   kehidupan   keluarga   sering   sukar untuk  disatukan,   sebab  perbedaan   kepentingan,    paham  politik,  perbedaan agama,   dan  sebagainya.

3) Pembagian     kerja   di   an tara   warga-warga      kota   juga    lebih   tegas   dan mempunyai batas-batas    yang   nyata.   Misalnya    seorang   pegawai    negeri lebih   banyak    bergaul    dengan    rekan-rekannya      daripada    tukang-tukang becak,  tukang  kelontong   atau pedagang   kaki  lima lainnya.  Seorang  sarjana ekonomi akan   lebih   banyak    bergaul    dengan    rekannya    dengan    latar belakang  pendidikan   dalam  ilmu ekonomi  daripada  dengan  sarjana-sarjana ilrnu  politik,   sejarah,   atau  yang   lainnya.   Begitu  pula  dalam   lingkungan mahasiswa mereka   lebih   senang   bergaul    dengan    sesamanya    daripada dengan   mahasiswa    yang  tingkatannya    lebih  tinggi   at au  rendah.

4) Kemungkinan-kemungkinan        untuk   mendapatkan       pekerjaan   juga   lebih banyak  diperoleh   warga  kota  daripada   warga  desa.  Pekerjaan   para  warga desa  lebih  bersifat   seragam,   terutama   dalam  bidang  bertani.   Oleh  karena itu   pada   masyarakat     desa   tidak    banyak    dijumpai     pembagian     berdasarkan   keahlian.   Lain  halnya  di kota,  pembagian   kerja  sudah  meluas, sudah  ada macam-macam    kegiatan   industri,   sehingga   tidak  hanya  terbatas pada  satu  sektor   pekerjaa Singkatnya,    di  kota  banyak  jenis-jenis    pekerjaan    yang  dapat  dikeriakan oeh  warga-warga       kota,   mulai   dari  pekerjaan    yang   sederhana    sampai pada  yang  bersifat   teknologi,

5) Jalan  pikiran   rasional   yang  pada  umumnya   dianut  masyarakat   perkotaan, menyebabkan   bahwa  interaksi-interaksi    yang  terjadi  lebih  didasarkan   pada faktor   kepentingan    daripada   faktor   pribadi.

6) Jalan  kehidupan   yang cepat  di kota-kota,   mengakibatkan   pentingnya   faktor waktu   bagi  warga   kota,   sehingga   pembagian    waktu   yang   tyeliti   sangat penting,   untuk  dapat   mengejar   kebutuhan-kebutuhan      seorang   individu.

7)  Perubahan-perubahan sosial   tampak   dengan   nyata   di  kota-kota,    sebab kota-kota    biasanya    terbuka  dalam   menerima    pengaruh-pengaruh  dari luar.  Hal ini sering  menimbulkan   pertentangan   antara  golongan  tua dengan golongan   muda.  Oleh  karena  itu golongan   muda  yang  belum  sepenuhnya terwujud   kepribadiannya,     lebih   sering   mengikuti    pola-pola    baru  dalam kehidupannya.

PERBEDAAN DESA DAN KOTA

Ciri-ciri   tersebut   antara   lain:
a) jumlah   dan  kepadatan   penduduk;
b) lingkungan    hidup;
c) mata  pencaharian;
d) corak   kehidupan    sosial;
e) stratifikasi    sosial;
f) mobilitas   sosial;
g) pola  interaksi   sosial;
h) solidaritas    sosial;   dan
i) kedudukan    dalam   hierarki   sistem   administrasi    nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar